Menaruh perhatian tanpa memaksakan kehendak

05 November 2008 comments

Asslamuallaikum.. pa ustadz, saya seorang gadis yang saat ini sedang mempunyai masalah tentang cinta. Saya mencintai seseorang laki-laki, dan hubungan kami sudah lebih dari 1 th. hubungan kami slalu da masalah, dan saya slalu berusaha untuk mempertahankan hubungan ini. Pacar saya merasa saya sudah memaksakan dan membuat dia tertekan. padahal saya tidak mempunyai niat seperti itu, saya hanya ingin menjadi seorang istri yang shaleh kelak untuk dia. Tapi sepertinya saya sudah salah langkah selama ini karena saya sering memaksa dia..dan saya pun merasa ini sudah bukanlah diri saya lagi.. tapi cinta itu tetap melekat dalam hati saya.

Apa yang harus saya lakukan sekarang? Saya ingin meyakinkan dia, bahwa saya bukanlah seorang yang jahat, saya ingin mengabdi kpdnya dg menjadi istri yang shaleh. Cara tepat seperti apa yang harus saya lakukan, agar dia mau memahami niat saya ini??

Terimakasih sebelumnya.. Wassalamuallaikum..

Tanggapan M Shodiq Mustika:

Wa'alaykumussalam..

Adanya konflik dalam hubungan pacaran yang sudah berlangsung agak lama itu wajar. Tentu ini bukan berarti kita tak perlu mengupayakan solusinya.

Untuk mengupayakan solusinya, yang utama adalah mencari akar permasalahannya. Dari kata-katamu di atas, kurasa akar persoalannya adalah kurangnya pemahaman di kedua pihak bahwa sifat masing-masing berlainan.

Kita perlu memahami bahwa setiap individu itu memiliki latar belakang, watak, dan pembawaan yang berlainan. Dalam kasusmu, mungkin yang paling menonjol adalah pembawaan dirimu sebagai wanita dan pembawaan dirinya sebagai pria.

Pada umumnya, perempuan cenderung pada kebersamaan, sedangkan laki-laki pada kemandirian. Bila pria terlalu condong pada kemandirian, maka wanita akan menganggapnya kurang perhatian. Sedangkan kalau cewek terlampau condong pada kebersamaan, maka cowok akan menyangkanya memaksakan kehendak. Atas dasar-dasar ini, solusinya adalah sebaga berikut.

Di satu sisi, hargailah kemandirian dia (sebagai pria). Berikanlah dia ruang gerak yang lebih lapang. Biarkanlah dia mengambil sikap sendiri dalam hal-hal yang tidak berpengaruh besar terhadap hubungan kalian. Tak usah meributkan hal-hal "kecil" seperti potongan rambutnya, warna bajunya, cara dia mengisi waktu luang, dan lain-lain.

Di sisi lain, mintalah dia untuk menghargai kehendakmu akan kebersamaan kalian. Mintalah secara halus untuk dilibatkan dalam hal-hal yang mungkin berpengaruh besar terhadap hubungan kalian. "Cara halus" ini adalah meminta dia mengungkapkan pandangannya mengenai hal-hal yang menurut dirimu akan berpengaruh besar terhadap hubungan kalian. Lalu jadilah pendengar yang baik.

Untuk menjadi pendengar yang baik, lihat artikel "10 Kiat Menjadi Pendengar Yang Baik". Untuk keterangan yang lebih lengkap, silakan simak buku Taaruf Forever.

Demikian saranku. Semoga dengan kehendak Allah, kau dapat mengatasi kasus ini dengan sebaik-baiknya.

Wassalaam..

comments

Komentar Manis