Saya menjalin hubungan dengan dia kurang lebih 2 tahun. Kami kenal lewat telp, hingga kini belom pernah bertemu. Selama 22 bulan dia sayang banget sama saya. Terus awal bulan lalu mulailah percekcokan itu dan kami beda pendapat. Perang demi perang berlanjut sehingga membuat kesabaran saya habis sehingga membuat hati saya jengkel dan melontarkan kata2 yg seharusnya tidak kuucapkan. Apalagi kami berdua sudah menganggap seperti suami istri. Orang tua kami semua juga sudah tahu hubungan kami berdua.
Dan di saat kita sama2 dingin, mungkin dia berniat menasehati saya. Tapi waktu itu saya lagi bete bgt sehingga nasehat itu sangat menyinggung perasaanku dan tidak sengaja saya mengucapkan, "ya sudahlah cari saja yang lebih baik dariku, aku banyak kekurangannya ntar kamu menyesal".
Saya sangat bener2 nggak menyangka kl dia menanggapinya serius banget.
akhirnya perang lagi.
Selama 4 hari saya tidak menghubungi dia hati panas banget tapi dibalik itu terbesit rasa kangen karena saya sayang banget sama dia.
Akhirnya saya telp, betapa kagetnya saya dia bener2 berubah dr kanan menjadi kiri. Ada berita juga dr keluarga dia yaitu bapak dia menyuruh dia baikan lagi sama mantannya. Betapa sakitnya hatiku, tapi setelah kutanyakan padanya, dia tdk mau balik sama mantannya dan sekarang Bicaranya sangat tidak sopan (maaf, ngomong jorok). Berani bentakin saya betapa sakitnya saya. Setiap saya telp, busy terus. Dan saya tanyakan, "lagi ngobrol ama siapa?" dia bilang ama pacarnya.
Betapa sakit hati saya....terus hingga hari ini saya coba ublek2 akhirnya sampai disni.
Saya sangat sayang sama dia walau dia selingkuh dan lebih menyakitkan dia nyuruh saya selingkuh juga tapi...jujur saja saya tidak bisa karena saya sangat menyayanginya.
Tolong saya BERIKAN SAYA SOLUSI BAGAIMANA MEMBUAT DIA SAYANG LAGI SAMA SAYA, TIDAK SELINGKUH (saya g tau pasti dia selingkuh apa tidak atau baikan lagi sama mantannya) DAN SUPAYA DIA BAIK LAGI TIDAK MARAH2 LAGI.
Jawaban M Shodiq Mustika:
Yang aku tangkap, akar masalahnya ada dua:
1) Komunikasi bermedia sering menimbulkan kesalahpahaman. Sebab, pesan nonverbalnya lebih sulit dipahami.
2) Bahasa pria itu biasanya berbeda dengan bahasa wanita. Pria memperlakukan kata-kata sebagai wujud dari pikiran secara eksak/denotatif; wanita memperlakukan kata-kata sebagai ungkapan perasaan secara simbolis/konotatif. (Contohnya, bila kau mengatakan "ya sudahlah cari saja yang lebih baik dariku, aku banyak kekurangannya ntar kamu menyesal", maka sudah sewajarnya bila dia menanggapinya serius banget. Sebab, pria pada umumnya memang menyimak kata-kata secara eksak.)
Solusinya:
1) Ciptakanlah kesempatan yang lebih banyak untuk komunikasi tatap-muka. Ada banyak pesan nonverbal dalam komunikasi tatapmuka yang memungkinkan kedua pihak untuk lebih saling memahami.
2) Supaya tidak salah paham bila berkomunikasi dengan lawan-jenis melalui media, jangan buru-buru mengambil kesimpulan dari kata-katanya. Lebih baik, kau minta konfirmasi, "Dari kata-katamu, aku ambil kesimpulan sementara, yaitu ..... Apakah kesimpulan sementara ini sudah tepat?" Alternatifnya, bertanyalah, "Aku kurang mengerti maksudmu. Dapatkah kau menjelaskannya dengan lebih lengkap?"
3) Supaya tidak disalahpahami bila berkomunikasi dengan pria melalui media, perbanyaklah kata-kata yang bermakna tunggal; kurangilah kata-kata yang bermakna ganda. Jadi, kalau memang tidak ingin si dia mencari yang lain, katakan terus terang, "Jangan cari wanita lain, ya! Aku tak rela."
4) Ketika pria sedang marah, jangan buru-buru mencoba berkomunikasi dengannya (apalagi mengajaknya bertengkar lagi). Dalam keadaan begitu, pria pada umumnya memilih menarik diri dan tidak mau diganggu. Tunggulah sampai dia merasa tenang, lalu barulah kau coba berkomunikasi lagi dengannya secara perlahan-lahan. (Lihat artikel "Konsultasi: Bila cowok tersinggung oleh ulah cewek".)
5) Dalam upaya berkomunikasi lagi dengannya itu, mulailah dari sekadar sapaan atau "basa-basi". Pokoknya yang ringan-ringan dulu. Jangan langsung mengajak dia membicarakan persoalan serius, apalagi persoalan yang sebelumnya telah membuat kalian bertengkar. Bila dia sudah kembali hangat dalam berkomunikasi denganmu, barulah itu saat yang tepat untuk membicarakan persoalan serius atau pun persoalan lain yang memicu pertengkaran kalian sebelumnya.
6) Lengkapilah ikhtiar-ikhtiar tersebut dengan doa/dzikir yang relevan. Untuk itu, silakan simak buku Doa & Zikir Cinta.
Demikian saranku. Selamat berikhtiar dan berdoa.